Latar Belakang
Lingkungan rumah sakit di era milenium ketiga ini ditandai dengan peningkatan investasi, perubahan sistem pembiayaan, perubahan perilaku konsumen, perubahan perundang-undangan, dan era perdagangan bebas internasional termasuk jasa pelayanan kesehatan. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi sektor dan industri rumah sakit yang ada saat ini. Satu hal menarik yang harus dicatat RS sebagai rumah sakit harus melayani berbagai golongan masyarakat; bawah, menengah, dan atas. Sistem pelayanan ke 3 lapisan tersebut diharapkan memungkinkan adanya subsidi silang dari yang kaya ke yang miskin.
Masalahnya adalah RS sesuai dengan perannnya dalam Sistem Kesehatan Nasional, diharapkan tetap berada dalam orientasi masyarakat yang lebih bersifat sosial disamping peran keekonomisan. Pada rumah sakit publik, peran subsidi masih sangat penting dalam menunjang operasional RS. Namun pada rumah sakit for profit orientasi sosial dapat berdampak pada pengembalian investasi. Oleh karena itu setiap RS diharapkan menggunakan pendekatan “perencanaan stratejik” untuk melayani pasar. Perencanaan ini tentunya dengan visi untuk memenuhi kebutuhan pasien yang berasal dari berbagai tingkat.
Saat ini rencana stratejik telah menjadi syarat mutlak sebagai panduan arah sebuah RS melangkah. Bahkan didalam salah satu persyaratan akreditasi pun dicantumkan bahwa RS harus memiliki sebuah masterplan dan perencanaan stratejik. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah Apakah sebuah Master-Plan layak untuk menjadi peta dalam memandu RS melangkah? Kadang kala disadari atau tidak, RS puas dengan hanya memiliki sebuah rencana stratejik tanpa memikirkan kualitas dari rencana stratejik tersebut.
Rencana Stratejik yang berkualitas adalah sebuah perumusan yang terintegrasi, mudah dijabarkan, dan karena keadaan lingkungan yang penuh turbulensi, maka sebuah rencana stratejik harus bersifat fleksibel. Model organisasi yang dapat bertahan kuat terhadap perkembangan situasi yang cepat adalah model yang organik dengan adanya Learning Centre, oleh karena itu rencana stratejik yang baik harus mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan.
Kebanyakan kendala dari implementasi stratejik di RS adalah kesulitan dalam menerjemahkan sebuah strategi menjadi sebuah program di level bawahnya. Hal ini disebabkan karena sebagian besar strategi dirumuskan oleh manajer puncak dan dijalankan oleh level manajer dibawahnya. Padahal dalam keadaan yang sebenarnya Strategi harus bersifat Bottom-up, karena yang mengerti keinginan pasien yang sebenarnya adalah pihak yang langsung berkaitan dengan pasien, yaitu SMF, Kasir, resepsionis. Dengan keadaan ini seringkali dijumpai di berbagai RS. Rencana stratejik yang sudah baik di level RS (korporasi) namun sayangnya menjadi tidak dapat diterjemahkan di level instalasi.
Dengan melihat data empirk akan banyaknya kegagalan pada implementasi rencana stratejik di level instalasi/departemen, maka kami menawarkan in-house training yang melatih para kepala instalasi/departemen untuk dapat membuat formulasi stratejik dan dapat mengevaluasinya.
Apa yang dipelajari selama training ini ?
- Mendiagnosis keadaan masing-masing instalasi/departemen.
- Mengukur kinerja finansial dan non-finansial yang berbasis Balanced Scorecard pada masing-masing instalasi.
- Merancang rencana stratejik yang selaras pada masing-masing instalasi.
- Managing Change dalam organisasi RS.
Materi-materi ini akan disajikan secara aplikatif dengan kasus-kasus lokal yang tepat untuk dianalisis pada kondisi Indonesia. Pada akhir pelatihan akan ada penilaian kondisi RS serta ada kesepakatan untuk merumuskan strategi yang Measurable untuk dievaluasi.
Tujuan Pelatihan
In-house training di RS memberikan ketrampilan bagi para manajer madya untuk membuat perencanaan. Secara spesifik tujuan ini adalah :
– Memberikan pemahaman arti penting perencanaan dan kendala-kendala dalam mengimplementasikan perencanaan.
Teknis Pelatihan
Pelatihan ini akan kami adakan selama 3 hari di lokasi RS dengan materi-materi seperti dijelaskan diatas. Model pelatihan ini akan bersifat Semi-konsultasi dimana dalam tiap sesi akan membahas keadaan RS serta alternatif-alternatif yang dapat memecahkan permasalahan di tiap instalasi, sehingga didapatkan output yang betul-betul Customized. Akan di evaluasi pula model kepemimpinan di RS serta atribut-atribut yang patologis maupun fisiologis.
Trainer
Dalam menyelenggarakan in-house training ini, tutor yang akan mengajar berjumlah 2 orang, yaitu :
- Hans P Wijaya, MM, CIA (penanggung jawab kursus)
- Prima Progestian, SpOG, Cht, CPHR, CCP (tutor)
Peserta Training yang dianjurkan:
- Direktur Utama dan Direktur,
- Kepala Instalasi, Kepala Departemen
- Manager
Training dilakukan dalam Publik Training atau In-House Training.
Informasi lanjutan dapat menghubungi Smartplus Consulting di: 021-29403496 atau email : info@smartplusconsulting.com