Perkembangan dunia kesehatan pada umumnya sudah banyak mengalami perubahan, terutama sejak adanya undang-undang kesehatan dan undang-undang rumah sakit tahun 2009. Untuk menyikapi hal tersebut diberlakukan suatu strategi bersama sehingga rumah sakit dapat memberikan pelayanan yang optimal. Seiring dengan persaingan yang semakin tajam karena perubahan teknologi yang cepat dan lingkungan yang begitu drastis pada setiap aspek kehidupan manusia maka setiap rumah sakit membutuhkan sumber daya manusia yang mempunyai kompentensi agar dapat memberikan pelayanan yang prima dan bernilai.
Dengan kata lain rumah sakit tidak hanya mampu memberikan pelayanan yang memuaskan (customer satisfaction) tetapi juga berorientasi pada nilai (customer value). Sehingga rumah sakit tidak semata-mata mengejar pencapaian produktifitas kerja yang tinggi tetapi lebih pada kinerja dalam proses pencapaiannya.
Kinerja setiap kegiatan dan individu merupakan kunci pencapaian produktivitas. Karena kinerja adalah suatu hasil dimana orang-orang dan sumber daya lain yang ada dalam rumah sakit secara bersama-sama membawa hasil akhir yang didasarkan pada tingkat mutu dan standar yang telah ditetapkan. Konsekuensinya, rumah sakit memerlukan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan kemampuan yang unik sesuai dengan visi dan misi rumah sakit.
Sumber daya manusia kini makin berperan besar bagi kesuksesan suatu rumah sakit di rumah sakit. Banyak rumah sakit menyadari bahwa unsur manusia dalam suatu rumah sakit dapat memberikan keunggulan bersaing. Oleh karena itu, sumber daya manusia merupakan salah satu unsur yang paling vital bagi rumah sakit. Terdapat dua alasan; pertama, sumber daya manusia mempengaruhi efisiensi dan efektifitas rumah sakit, sumber daya manusia merancang dan memproduksi barang dan jasa, mengawasi kualitas, memasarkan produk, mengalokasikan sumber daya finansial, serta menentukan seluruh tujuan dan strategi rumah sakit. Kedua, sumber daya manusia merupakan pengeluaran utama rumah sakit dalam menjalankan bisnis.
Manajemen sumber daya manusia (msdm) berhubungan dengan sistem rancangan formal dalam suatu rumah sakit untuk menentukan efektivitas dan efisien untuk mewujudkan sasaran suatu rumah sakit, maka ”sumber daya manusia harus didefinisikan bukan dengan apa yang sumber daya manusia lakukan, tetapi apa yang sumber daya manusia hasilkan”. Untuk itu perlunya dibuat sebuah sistem yang mampu mengukur sumber daya manusia itu sendiri, yaitu dengan sitem sumber daya manusia berbasis kompetensi.
Rumah sakit diharapkan mampu mempunyai keunggulan dan identitas yang kuat, serta mempunyai kompetensi inti. Hal tersebut diperlukan untuk membedakan dengan rumah sakit yang lain, sehingga mampu terus bersaing di tengah persaingan bisnis rumah sakit yang makin kompetitif. Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan peran serta aktif, komitmen, rasa memiliki yang tinggi, dan sistem manajemen yang baik pada seluruh elemen sumber daya manusia di rumah sakit, terutama di tingkat manajemen mulai dari unit terkait, instalasi, bagian dan direktur. Para pemegang jabatan di manajemen rumah sakit harus mampu menjadi agen perubahan, menjadi panutan, serta menjadi inspirasi dari perubahan yang akan dilaksanakan dalam upaya meningkatkan produktivitas dan mutu pelayanan sehingga mampu meningkatkan level rumah sakit.
Pengembangan sdm berbasis kompetensi dilakukan agar dapat memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan dan sasaran rumah sakit dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. Kompentensi menyangkut kewenangan setiap individu untuk melakukan tugas atau mengambil keputusan sesuai dengan perannnya dalam rumah sakit yang relevan dengan keahlian, pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Kompetensi yang dimiliki karyawan secara individual harus mampu mendukung pelaksanaan strategi rumah sakit dan mampu mendukung setiap perubahan yang dilakukan manajemen. Dengan kata lain kompentensi yang dimiliki individu dapat mendukung system kerja berdasarkan tim.
Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan dan tingkah laku kerja yang diperlukan oleh seorang karyawan yang sangat menentukan dalam pencapaian keberhasilan pelaksanaan tugas untuk memberikan kontribusi kepada rumah sakit. Adapun model kompetensi adalah cara pengorganisasian kompetensi di dalam suatu organisasi di rumah sakit. Pengelompokan kompetensi di rumah sakit adalah sebagai berikut :
- Kompetensi inti (core behavior competency)
Yaitu beberapa kompetensi generic yang harus dimiliki oleh setiap individu karyawan.
- Kompetensi manajerial (managerial behavior competency)
Yaitu beberapa kompetensi generic yang diperlukan pada jabatan tertentu.
- Kompetensi fungsional (fungsional behavior competency)
Yaitu keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan/tugas-tugas secara teknis.
Apabila Anda membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) Berbasis Kompetensi, silakan menghubungi kami, Smartplus Consulting di (021) 2940 3496, email info@smartplusconsulting.com.
.